Terkuak: Sebab Tanah Berlubang Misterius di Siberia Berdiameter 80 Meter
Sebuah lubang misterius muncul di Siberia dan membuat banyak spekulasi yang beredar tentang lubang tersebut. Mulai dari pemikiran secara ilmiah sampai dengan lubang tersebut ada sangkut pautnya dengan UFO.
Lubang besar yang memiliki diameter kurang lebih 80 meter dan tiba-tiba muncul di dekat hutan sekitar 30 kilometer dari Yamal, Siberia. Akibatnya, hal itu menggegerkan banyak pakar karena tidak ada yang mengetahui apa penyebab tanah di tempat tersebut bisa berlubang sedemikian rupa.
Spekulasi pertama adalah lubang itu disebabkan karena ada meteorit yang jatuh. Perkiraan kedua adalah lubang tersebut disebabkan gas bumi yang mendorong permukaan dan meledak sehingga membentuk lubang seperti kawah.
Dikutip dari The Siberian Times (15/07/2014), apabila ada pemikiran secara ilmiah, ada pula yang mengatakan bahwa lubang tersebut merupakan tempat landasan UFO.
“Lubang tersebut sangat besar sehingga cukup untuk helikopter Mi-8 untuk terbang ke dalam,” ujar pakar yang meneliti lubang tersebut.
Dalam jangka waktu dekat ini akan diadakan penelitian lebih lanjut oleh para pakar dari Russia’s Centre for the Study of the Arctic dan Cryosphere Institute of the Academy of Sciences.
Mereka akan mengambil beberapa sample dari tanah, air dan udara di sekitar tempat tersebut. “Kita memastikan bahwa lubang tersebut terbentuk bukan karena kejatuhan meteorit,” jelas salah seorang pakar.
Menurut para peneliti, sekitar 10 ribu tahun lalu sebelum menjadi sebuah daratan, daerah di Yamal tersebut dulunya adalah sebuah laut, dan kemudian garam, tanah dan berbagai sendimen menyatu.
Diperkirakan gas bumi yang tersimpan di dalam tanah menyeruak keluar karena pemanasan global yang akhirnya membentuk lubang besar tersebut.
Penyebab Lubang Misterius Ini Akhirnya Terkuak
Teka-teki kawah raksasa yang tiba-tiba muncul di kawasan Siberia, Rusia bagian utara, akhirnya terkuak. Setelah melakukan penelitian, para ilmuwan menyimpulkan bahwa kawah misterius yang menganga dengan diameter 100 meter itu bukan disebabkan karena tumbukan meteorit.
Dikutip dari laman Daily Mail, Sabtu 19 Juli 2014, kawah itu terjadi karena kelebihan tekanan gas, karena di daerah tersebut mengalami perubahan suhu. Peneliti dari Pusat Penelitian Ilmiar Artik, Andrei Plekhanov, mengatakan daerah di sekitar lubang itu memang kaya akan gas alam.
Karena suhu di sekitarnya berubah, maka terjadilah tekanan gas di dalam tanah dan menyebabkan letupan. Sebelum membuat kesimpulan ini, Plenkhanov dan peneliti lain telah melakukan observasi ke Semenanjung Yamal itu pada Rabu yang lalu.
Menurut Plenkhanov, 80 persen material di sekitar dari lubang itu adalah es. Sehingga temuan ini membantah dugaan kemungkinan tumbukan meteorit yang menyebabkan terbentuknya lubang raksasa itu.
Para ahli lebih berkeyakinan kawah itu terbentuk karena faktor pemanasan global. Gas di bawah permukaan tanah terlepas, yang kemudian meledak seperti gabus sampanye. Sementara aksen gelap di dalam lingkaran lubang itu mengindikasikan kebakaran hebat yang menghanguskan dinding-dinding lubang.
Sementara itu, Anna Kurchatova, ilmuwan dari Pusat Penelitian Sub-Artik, mengatakan material di sekitar kawah itu terbentuk dari campuran antara air, garam, dan gas, yang memicu ledakan di bawah tanah akibat pemanasan global. Gas terakumulasi di dalam es yang bercampur dengan pasir di bawah permukaan dan kemudian bercampur dengan garam.
Pada 10 ribu tahun silam, daerah ini merupakan lautan. Pemanasan global kemungkinan telah menyebabkan lelehnya es di bawah permukaan, melepaskan gas dan menyebabkan efek ledakan seperti gabus penutup botol sampanye.
Mulut lubang dilihat dari dekat (Sumber: The Siberian Times)
Menguak Lebih Dekat Isi Lubang Misterius
Dari penelitian lebih lanjut itu, diketahui bahwa lubang tersebut memiliki kedalaman sekitar 70 meter. Di bagian dasarnya terlihat semacam danau es, terlihat juga air yang mengucur, mengikis tanah di dalam. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran lubang ini tdak selebar perkiraan sebelumnya, yaitu berdiameter antara 50 sampai 100 meter.
Ilmuan Senior dari Pusat Penelitian Negara untuk Penelitian Artik, Andrey Plekhanov, mengatakan kawah ini lebih berbentuk oval, bukan lingkaran bundar sempurna. Sehingga sangat sulit untuk menentukan ukuran diameter secara pasti. “Sampai sekarang perkiraan kami (diameternya) sekitar tiga puluh meter,” tutur Plekhanov.
“Jika kita mencoba untuk memastikan diameter bersama-sama dengan emisi tanah, yang disebut tembok pembatas, maka diameternya hingga enam puluh meter. Kawah ini lima puluh hingga tujuh puluh meter,” tambah dia.
Dinding lubang menghitam (Sumber: The Siberian Times)
Para peneliti tidak bisa sampai masuk ke dasar danau es, namun hanya bisa masuk ke dalam lubang tersebut. “Ada es di dalam kawah yang mencair secara bertahap di bawah matahari,” ujar Plekhanov.
“Juga ada air mengucur pada sisinya, Anda dapat melihat jejak air pada gambar. Kawah ini terdiri dari es sekitar delapan puluh persen.”
Sebelumnya, para peneliti juga telah mengambil sampel tanah dan es dan kemudian menelitinya di laboratorium. “Kami bisa yakin mengatakan bahwa kawah ini muncul relatif baru, mungkin dalam satu atau dua tahun lalu. Sehingga ini merupakan informasi baru, kita tidak bicara tentang kejadian puluhan tahun silam,” kata Plekhanov.
Para ilmuan, kata dia, harus melanjutkan penelitian untuk memastikan apakah lubang itu benar-benar terbentuk karena letupan akibat memuainya gas yang dipengaruhi oleh perubahan suhu gara-gara pemanasan global.
Pada dua musim panas sebelumnya, 2012 dan 2013, memang suhu di Yamal relatif panas. Mungkin ni yang menurut Plekhanov menyebabkan pembentukan lubang tersebut. “Tapi kami harus melakukan tes dan penelitian pertama dan kemudian menyimpulkannya dengan lebih tepat,” ujar dia.
Semenanjung Yamal
Namun, terori yang paling mungkin untuk menjelaskan terbentuknya lubang itu saat ini adalah adanya energi dari dalam, bukan dari luar.
“Untuk sekarang kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa di bawah pengaruh proses internal ada injeksi di permafrost atau lapisan es. Saya ingin menekankan bahwa ini bukanlah ledakan, tapi injeksi, sehingga tidak ada panas yang dilepaskan seperti yang terjadi,” kata Plekhanov.
Dia mengutip penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan pada tahun 1980-an. Penelitian itu telah ditinggalkan dan dilupakan selama beberapa tahun.
Danau es di dasar lubang misterius Siberia (Sumber: The Siberian Times)
“Teori itu menyebut bahwa sejumlah danau di Yamal terbentuk karena proses alami persis seperti yang terjadi pada lapisan es.”
“Seperti proses yang terjadi sekitar 8.000 tahun lalu. Mungkin ini terulang sekarang. Jika teori ini benar, kita dapat mengatakan bahwa kita telah menyaksikan proses alam yang unik yang membentuk lanskap yang tidak biasa di Semenanjung Yamal,” tambah Plekhanov.
Memang para ilmuan menduga lubang itu terbentuk karena proses alami.
Sebab, tidak ditemukan dampak antropogenik, atau dampak dari campur tangan manusia, di dekat kawah. Kecuali jejak kereta luncur dan kaki-kaki rusa.
Sehingga Plekhanov mengatakan, “Jika lubang ini hasil bencana buatan manusia dihubungkan dengan pemompaan gas, peristiwa ini mungkin akan terjadi lebih dekat dengan ladang gas.” Namun ini jaraknya sekitar 30 kilometer dari ladang gas alam.
Dia juga menolak teori yang menyebut lubang itu terbentuk karena UFO masuk ke dalam bumi. “Tidak ada yang misterius terkait lubang itu. Tidak ada yang aneh atau tidak bisa dijelaskan di sana, (nyatanya) kami kembali dengan selamat,” tambah Plekhanov.
Meski demikian, dia mengaku baru kali ini melihat fenomena seperti ini. “Saya tidak pernah melihat apapun seperti ini, meskipun saya telah datang ke Yamal berulang kali.” (The Siberian Times/Merdeka/Dream)https://indocropcircles.wordpress.com/2014/07/20/misteri-tanah-berlubang-di-siberia-berdiameter-80-meter/
0 cuap cuap:
Post a Comment