Proses menulis
(by book menulis tanpa rasa takut membaca realitas
dengan kritis nama penulis st kartono penerbit KANISIUS (anggota ikapi)
yogyakarta tahun 2009)
1.
Langkah
Awal Menulis
Kita
belajar berjalan dan berbicara, tetapi untuk belajar berenang dan menulis
merupakan hal yang khusus, tingkah laku yang harus dipelajari. Manusia akan
belajar berenang jika ada air yang dapat meredam seluruh tubuh dan biasanya
bila ada yang mengajarinya. Belajar menulis jika menjadi anggota komunitas
terpelajar dan juga jika ada yang mengajarinya.
Langkah
memulai menulis:
·
Menemukan
ide
·
Menentukan
sikap atas ide tersebut (menyutujui, menolak, mengkritik)
·
Mencari
angle atau sudut pandang yang berbeda
dari pembahasan terdahulu
·
Mencari
argumen untuk mendukung dan menguatkan sikap
·
Menentukan
judul
·
Merumuskan
pokok-pokok pemikiran
2.
Proses
Menulis
(i)
Memilih topik,
merumuskan tema
Topik:
Persoalan atau masalah yang akan di bahas harus
sudah dibatasi atau difokuskan. Seluruh karangan hendaknya membawa dan
mengingatkan perhatian pembaca kepada salah satu ide pokok yang merupakan inti tulisan. Dari ide
pokok kemudian dirumuskan dalam kalimat lengkap, menyatakan maksud dan
pendirian penulis mengenai tema yang akan dibahas. Rumusan yang berupa kalimat
lengkap itulah yang disebut tema.
Tema
adalah pemersatu seluruh tulisan. Bila menghadapi topik yang masih kabur atau
sangat luas, kita lebih dulu mencari dan menentukan temanya, untuk membatasi
pembicaraan.
Pemilihan topik dan perumusan tema mestinya
menimbang empat hal yakni menarik atau tidak menarik, mendesak atau tidak
mendesak, mampu menuliskan atau tidak mampu menuliskan, dan kecukupan data atau
tidak kecukupan data. Tema yang menarik tentu akan dibaca oleh banyak orang,
persoalan ynag aktual pasti mendesak untuk dituliskan, kompetensi dan
penguasaan atas bidang tertentu menjadi ukuran kemampuan penulis, dan kecukupan
data berkait dengan uraian yang lengkap sebagai tulisan.
Contoh: Pengumuman kelulusan ujian nasional tetap
membuka peluang adanya kritik. Pejabat pemerintah bangga dengan hasil, toh bisa
dikritisi seperti artikel ’’Mempertanyakan
hasil Ujian Nasional’’, KOMPAS,
22 Juni 2006. Topik ini mendesak untuk ditulis karena 20 Juni 2006, KOMPAS memuat berita kelulusan untuk
siswa SMA. Penulis yang guru merasa mampu karena kecukupan data untuk
membahasnya.
0 cuap cuap:
Post a Comment