Pages

Wednesday, December 18, 2013

sebelum kematian steve jobs



Contoh Naskah Pidato Manfaat Teknologi


Naskah pidato Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Studio Animasi Pixar,
di acara pelepasan mahasiswa Stanford, 12 Juni 2005.

Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah mahasiswi
belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan saya kepada
seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh
keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak
semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu
saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran karena ingin bayi
perempuan. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut
berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari seseorang: "kami
punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah Anda berminat? Mereka
menjawab: "Tentu saja." Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu
angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan
tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani perjanjian adopsi.
Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian, setelah orang tua saya
berjanji akan menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi.

Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya
saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford,
sehingga seluruh tabungan orang tua saya– yang hanya pegawai rendahan–
habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat
manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup
saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah
menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur
hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa
itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya
menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.

Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak
saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.

Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos
sehingga menumpang tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya
mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk
membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu
malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya
menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti
rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya
beri Anda satu contoh:

Reed College mungkin waktu itu adalah yang terbaik di AS dalam hal
kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap poster, label, dan
petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya. Karena sudah DO, saya
tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya memutuskan mengikuti
kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya belajar jenis-jenis huruf
serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan
kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu merupakan kombinasi cita
rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui
sains. Sangat menakjubkan.

Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan
saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer
Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah
komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO
dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian
banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows
menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya
tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC
tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin
merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun, sepuluh
tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang.

Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke
depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi,
Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai
di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan
hidup, karma Anda, atau apapun istilah lainnya. Pendekatan ini
efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.

Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.

Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz
dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur
20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari
hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000
karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami–Macintosh– satu
tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.
Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan? Yah,
itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut orang
yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan
bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun,
kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan kami
sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya. Demikianlah, di
usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana. Apa yang menjadi
fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna. Sungguh menyakitkan.

Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya
lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi
sebelumnya –saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David
Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya
menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari
Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali–
saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple sedikit
pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta.
Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal.

Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari
bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya.
Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai
pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan saya
pada periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT,
lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian
menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang
menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang
merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian
peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi
ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung
bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki
keluarga yang luar biasa.

Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari
Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya.
Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan
kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus
berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus
menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun
pasangan hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar
hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan
sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa
yang Anda sukai. Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari.
Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah
menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya,
semakin lama- semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari
sampai ketemu. Jangan berhenti.

Cerita Ketiga Saya: Kematian

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih
berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari
terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas
dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya
selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri:
"Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa
yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya selalu "tidak" dalam
beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya harus berubah.

Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya
temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala
sesuatu–semua harapan eksternal, kebanggaan, takut, malu atau
gagal–tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang
hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang
saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan
kehilangan sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada
alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.

Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya
menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya
memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para
dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang
tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan.
Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala
sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati.
Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit
segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang.
Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga
Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.

Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis
tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan,
lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan
mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada
di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop,
para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas
yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi
dan sehat sampai sekarang.

Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus
begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman
tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa
menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:

Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga
pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti
menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus
demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian
membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk
digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis menyampaikannya,
namun memang begitu.

Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup
orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma–yaitu hidup bersandar
pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang
menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang
terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi
Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal
lainnya hanya nomor dua.

Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The
Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi
saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang
tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya
sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-an,
sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat
dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google
dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya padat
dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat.

Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth
Catalog", dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi
terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di
sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di
pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di
bawahnya ada kata-kata: "Stay Hungry. Stay Foolish." (Tetaplah Lapar.
Selalu Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi
tanda tangan mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu
mengharapkan diri saya begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus
untuk memulai kehidupan baru, saya harapkan Anda juga begitu.

Stay Hungry. Stay Foolish.

Terima kasih semuanya.

0 cuap cuap:

Translate