Pages

Monday, September 22, 2014

CUPU "Anakku oh anakku"

Cerpen tanpa penulis
Ketika lagi sibuk mengahpus file file dari laptop gak taunya dapat nih cepen dan aku yakin bukan aku yang nulis tapi kukira ini layak untuk disebar.. yuk dibaca

Anakku oh anakku


“ayah hati-hatilah,ibu telah pergi. Ulun khawatir”
“anakku pergilah,ayah tak apa disini,tinggalah bersama istrimu”

Matahari telah pergi,angin malam tiba dengan sejuta misteri,malam itu Jamal membisu,ya itu sebutan untuk orang tua yang baru saja ditinggal istri dan anaknya. Esok harinya jamal membuka pintu kamarnya,terbayang wajah sanusi kecil mengenakan seragam sd lengkap beserta topinya berteriak meminta diantar kesekolah,

“ayah! Ayah! Ayo,cepatlah sekolah sebentar lagi sekolah akan dimulai!”
“iya nak,iya sabar,ayahkan baru bangun!”
“baiklah ayah!”

Sanusi kecil begitu lucu dan manis, mengantar sanusi setiap pagi kesekolah telah menjadi rutinitasnya,setelah itu kembalilah semangatnya terpompa untuk membersihkan kuburan cina,setiap hari walau hanya diupah lima ribu rupiah bahkan terkadang tidak diupah,sesekali ia memancing ikan dan kemudian dijual.

Lelah itulah kata yang ingin ia lontarkan kepada hidup ini,tapi senyuman istri dan anaknya merubah segalanya,bapak tua renta itu tertawa ketika masa lalu itu kembali,namun menangis.

Tapi sekarang senyuman itu telah lenyap oleh waktu,jamal memasuki kamarnya,angin menghembuskannya,terdengar suara tertawa istrinya senyap,

“mas mas masa tadi tuh si pakle pas ketawa gigi palsunya lepas,jadi satu keluarga tertawa,tau ajakan sifat pakle bukannya ketawa dia malah memukul kepala sanusi memarahi sanusi dia menuduh kue yang diberikan sanusi itu penyebebab copotnya gigi dia,bisakan mas bayangkan?”
“hahahahahahahahaha..... kapan kejadian itu dik? Dimanakah mas saat itu kenapa mas tidak tau?”
“kemarin itu pakle mampir  untuk mengantarkan buah,saat itu mas lagi kerja”
“ouh begitukah? Terus bagaimana wajah pakle saat itu?”

Cerita pun berlanjut dengan gelak tawa,hingga mata terlelap di bawah kelambu.

Pagi menjelang,jamal membuka jendela rumahnya,sendirian,harusnya diumur yang tua ini dia tidak harus bekerja dikuburan cina itu lagi,tapi apa daya? Ia selalu berharap anaknya akan datang untuk menjenguknya tapi berhari hari,matahari pun telah berkali kali naik dn turun dihadpannya tapi harapan tak kunjung datang.

Tubuhnya telah sakit,tapi ia masih berharap.

Anaknya akan datang,suatu hari ia akan datang

Harapannya namun anaknya tak kunjung datang

Berkali kali ia membuka pintu kamar tapi senyuman dulu tak kunjung datang,dalam benaknya

Apakah ia lupa padaku?
Lupakah ia?

Tak mungkin ia kan anakku.

Ia tertidur diatas kasur memegang ujung ulu hatinya sakit,mungkin itu yng tepat dikatakan baginya,

Saat itu ia berkata
“tuhan mata ini telah tak mampu menahan rasa sakit yang mendera ini,jemput aku tuhan”

Esok harinya

“Ayah!!,dimanakah engkau?”
“ayah ini sanusi anakmu datang!”

Terlambat

Dalam tidurnya jamal terlelap dan terlelap untuk selamanya


tamat

0 cuap cuap:

Translate