Cerpen tanpa penulis
Ketika lagi sibuk
mengahpus file file dari laptop gak taunya dapat nih cepen dan aku yakin bukan
aku yang nulis tapi kukira ini layak untuk disebar.. yuk dibaca
Anakku oh anakku
“ayah
hati-hatilah,ibu telah pergi. Ulun khawatir”
“anakku
pergilah,ayah tak apa disini,tinggalah bersama istrimu”
Matahari telah
pergi,angin malam tiba dengan sejuta misteri,malam itu Jamal membisu,ya itu
sebutan untuk orang tua yang baru saja ditinggal istri dan anaknya. Esok
harinya jamal membuka pintu kamarnya,terbayang wajah sanusi kecil mengenakan
seragam sd lengkap beserta topinya berteriak meminta diantar kesekolah,
“ayah! Ayah!
Ayo,cepatlah sekolah sebentar lagi sekolah akan dimulai!”
“iya nak,iya
sabar,ayahkan baru bangun!”
“baiklah ayah!”
Sanusi kecil
begitu lucu dan manis, mengantar sanusi setiap pagi kesekolah telah menjadi
rutinitasnya,setelah itu kembalilah semangatnya terpompa untuk membersihkan
kuburan cina,setiap hari walau hanya diupah lima ribu rupiah bahkan terkadang
tidak diupah,sesekali ia memancing ikan dan kemudian dijual.
Lelah itulah kata
yang ingin ia lontarkan kepada hidup ini,tapi senyuman istri dan anaknya
merubah segalanya,bapak tua renta itu tertawa ketika masa lalu itu
kembali,namun menangis.
Tapi sekarang
senyuman itu telah lenyap oleh waktu,jamal memasuki kamarnya,angin
menghembuskannya,terdengar suara tertawa istrinya senyap,
“mas mas masa
tadi tuh si pakle pas ketawa gigi palsunya lepas,jadi satu keluarga tertawa,tau
ajakan sifat pakle bukannya ketawa dia malah memukul kepala sanusi memarahi
sanusi dia menuduh kue yang diberikan sanusi itu penyebebab copotnya gigi
dia,bisakan mas bayangkan?”
“hahahahahahahahaha.....
kapan kejadian itu dik? Dimanakah mas saat itu kenapa mas tidak tau?”
“kemarin itu
pakle mampir untuk mengantarkan
buah,saat itu mas lagi kerja”
“ouh begitukah?
Terus bagaimana wajah pakle saat itu?”
Cerita pun berlanjut
dengan gelak tawa,hingga mata terlelap di bawah kelambu.
Pagi
menjelang,jamal membuka jendela rumahnya,sendirian,harusnya diumur yang tua ini
dia tidak harus bekerja dikuburan cina itu lagi,tapi apa daya? Ia selalu
berharap anaknya akan datang untuk menjenguknya tapi berhari hari,matahari pun
telah berkali kali naik dn turun dihadpannya tapi harapan tak kunjung datang.
Tubuhnya telah sakit,tapi
ia masih berharap.
Anaknya akan
datang,suatu hari ia akan datang
Harapannya namun
anaknya tak kunjung datang
Berkali kali ia
membuka pintu kamar tapi senyuman dulu tak kunjung datang,dalam benaknya
Apakah ia lupa
padaku?
Lupakah ia?
Tak mungkin ia
kan anakku.
Ia tertidur
diatas kasur memegang ujung ulu hatinya sakit,mungkin itu yng tepat dikatakan
baginya,
Saat itu ia
berkata
“tuhan mata ini
telah tak mampu menahan rasa sakit yang mendera ini,jemput aku tuhan”
Esok harinya
“Ayah!!,dimanakah
engkau?”
“ayah ini sanusi anakmu datang!”
“ayah ini sanusi anakmu datang!”
Terlambat
Dalam tidurnya
jamal terlelap dan terlelap untuk selamanya
tamat
0 cuap cuap:
Post a Comment